Walau sering ribet dengan segala urusan yang “ada-ada saja”, dia berusaha untuk tetap setia menulis. Pagi yang teduhdan malam yang hening, adalah saat-saat yang paling disukainya untuk menulis. Dia berharap, akan tetap bisa menulis kisah- kisah kehidupan selama otak dan jemarinya mampu diajak bekerjasama.
Ketika cinta dan luka dirahasiakan oleh bibir, maka batik mampu menyuarakannya