Text
400 Years of Love
Senyum seorang gadis yang tampak tak asing, tawanya serenyah patahan biskuit, sedang suaranya gurih, riang tanpa beban. Jendela dengan tirai-tirai kuno, serta lukisan gantung di dinding membuat bayang-bayang dari tampias matahari yang menerobos masuk dari celah jendela yang terbuka. Angin masih semurni saat Bumi pertama kali dicipta, sedang pepohonan masih kerap dan basah oleh embun pada rumput-rumput yang berdiri setengah tegak, setengah kepalanya lagi jatuh terkulai keberatan titik embun. Aku berdiri bingung, pada sebuah kota asing tanpa penghuni, sebuah kota asing tempat gadis pemilik tawa serenyah biskuit tertawa, menatapku, memperhatikanku. Belakangan aku tahu, jika gadis pemilik tawa serenyah biskuit itulah tumpuanku satu-satunya.
Tidak tersedia versi lain