Arunika | Perpustakaan Waca SMAN 1 Astanjapura
Beranda Login Visitor
  • E-Resources
    Indonesiana
    • Batavia Digital
    • Candi di Indonesia
    • Dokumentasi Perfilman Indonesia
    • Dokumentasi Sastra Indonesia
    • Kepustakaan Presiden RI
    • Keraton Nusantara
    • Pernaskahan Nusantara
    • Kepustakaan Tokoh Perfilman
    • Khasanah Pustaka Nusantara
    • Perpuspedia
    Pencarian
    • DOAJ
    • Google Scholar
    • JDIH
    • Bibliografi Nasional Indonesia
    • Katalog Induk Nasional
    • Bursa Efek Indonesia
    Alat
    • Mendeley
    • Zotero
    • Publish or Perish
    • Vos Viewer
    Sumber Belajar
    • Perpustakaan Digital
    • TED
    • Google Experiments
    • Sumber Belajar Kemdikbud
    • Ebook
  • Bantuan
    • Member Area
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Berita
    • Bantuan

    Perpustakaan Waca SMAN 1 Astanjapura

    Semua Bisa Karena Membaca


    Temukan setiap halaman yang menunggu untuk dibaca, setiap pengetahuan yang siap mengubah dunia.


    Pencarian Lanjutan
    Pencarian Spesifik

    Arunika

    Wulan Kenanga - Nama Orang;

    Text · 2023

    Ada sebuah kafe yang memilih buka usai subuh. Waktu ketika udara Bandung masih begitu dingin. Ketika orang-orang masih bergelung dalam selimut mereka. Namun, Galang - pendiri kafe itu beranggapan bahwa usai subuh adalah waktu terbaik untuk membuka usaha. Kini, setelah Galang meninggal kafe itu dikelola oleh Mentari Pagi dan suaminya.

    Arunika.

    Begitu nama kafe itu disebut. Arunika berdiri pada tahun 1985, sebelum Tari lahir tiga tahun kemudian. Dia meneruskan usaha ayahnya dan bertahan sampai sekarang. Kafe itu terdiri dari kayu-kayu tua yang masih kukuh. Warna dinding Arunika biru muda dengan beberapa sisi mengelupas. Awalnya, dinding cafe itu berwarna putih. Tari berinisiatif untuk mengubahnya agar lebih cerah, tetapi alih-alih terlihat cerah, cafe nya malah tetap terlihat tua. Maka, dia membiarkannya begitu saja sampai catnya mengelupas di sana sini.

    "Kamu merusak Arunika," begitu komentar Tama, suaminya. Keduanya bersedekap menatap nanar dinding cafe.

    Dengan acuh tak acuh, Tari mengedikkan bahu. "Sepertinya, kafe ini memang nggak bisa diajak menjadi modern," begitu katanya.

    Tama terkekeh. Lalu, disusul Tari. "Sepertinya, ayah nggak terima cafenya kusentuh," tambah Tari.Maka, Tari membiarkan kafe itu apa adanya. Dia hanya mengganti engsel pintu yang berkarat, membetulkan langit-langit cafe yang bocor dan hal lain tanpa mengubah karakter Arunika.

    Ayah Tari membuka Arunika dengan menu utama roti tangkup berbeda. Amerika. Setiap harinya Arunika menyediakan menu yang Dia terinspirasi dari kebiasaan ayahnya yang sarapan roti tangkup setiap harinya.

    Penanda Bagikan
    Image of Arunika

    About this edition
    Edisi: Cetakan ke-1
    ISBN/ISSN: 9786022082552
    Page count: 223 hlm.; 13 x 19 cm
    Published: 2023
    Format: -
    Penerbit: Kawah Media
    Bahasa: Indonesia
    Pernyataan Tanggungjawab: Wulan Kenanga
    Ketersediaan
    #
    My Library 899.22 WUL a
    text2400067
    Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada 2025-09-30)
    Subjek
    Novel
    Versi lain/terkait

    Tidak tersedia versi lain

    Lampiran Berkas
    Tidak Ada Data
    Komentar

    Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

    Di Antara Kata, Kita Bertumbuh.

    Perpustakaan Waca SMAN 1 Astanjapura
    Semua Bisa Karena Membaca

    • Informasi
    • Layanan
    • Pustakawan
    • Area Anggota

    Tentang Kami

    As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

    Cari

    masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

    Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

    © Perpustakaan Waca SMAN 1 Astanjapura | Semua Bisa Karena Membaca