Saat Kita di Mars Aku tertawa melihat potret ini Ingatanku dibawa kembali ke masa itu Tak ada derita, hanya cerita Kita tengah merasa terasing, berada di planet Mars Hanya kita berdua, tak ada siapa pun Hari itu, seorang asing menganggapku tunawisma Diberinya sebuah koin sebagai bentuk iba terhadapku Bibirku bergumam kecil, “Aku dianggap gembel!” Kita tertawa lepas setelahnya, hing…
Namaku Risa, dan aku bisa melihat “mereka” yang biasa kalian sebut hantu. Hendrick adalah satu di antara lima sahabat hantu Belanda yang beberapa belas tahun belakangan ini sibuk menggerecoki hidupku. Ini adalah kisahnya. Namun, bukan cerita tentang caranya menakuti manusia, bukan pula curhatnya tentang kehidupan setelah mati. Ini tentang lorong waktu, ketika aku memaksanya untuk menunjuk…
Apa kau tahu kalau ada juga hantu yang menyebalkan? Ada, namanya Peter van Gils! Anak hantu keturunan bangsawan Belanda itu paling bisa membuatku gemas, kesal, marah, bahkan terkadang takut. Tidak hanya manusia, empat sahabat gaibku yang lain juga sering kewalahan menghadapi tangan jahat dan sifat ‘sok benar’-nya. Namun, suatu malam… kudapati dia murung dan sedih. “Dia rindu mam…
Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia biasa dengan lima anak kecil yang pernah menjadi manusia. Menjalin hubungan lebih dari sekedar persahabatan. Darah kami berbeda, jasad kami berbeda, jasad kami berbeda, langkah kami tak sama, tapi sebuah benang telah mengikat hati kami–tak terpisahkan. Namun kini, aku merasa persahabatan ini menjadi kian rumit. Terlalu banyak perasaan yan…
Ke mana perginya mereka, sahabat-sahabat kecilku yang lagi-lagi terlalu sibuk mencari teman-teman baru? Sesal terasa begitu menyesakkan dadaku, tatkala kuingat lagi bahwa semua ini karenaku, karena ulahku. Seandainya tak usah kuceritakan bagaimana kisah kami, seandainya tak kugambarkan sosok Peter yang jahil, William yang bijaksana, Hans dan Hendrick yang periang, Janshen yang menggemaska…
Teruntuk saudara-saudaraku di Jurnal Risa; Saat ini akhirnya datang, kesempatan untuk menceritakan kisah kita bersama. Hal ini harus kulakukan karena aku memang tak sanggup bila sendirian, menghadapi segalanya seolah aku ini sang pemberani. Tanpa kalian, Jurnal Risa hanya akan jadi sebuah nama dan tak mungkin bisa berdiri sekuat ini. Dalam buku ini, aku ingin mengajak kita semua bernostalgi…
Hantu Belanda berambut pirang itu selalu terlihat marah, gusar, dan mengusir siapa pun yang datang ke rumah. Dia benci orang-orang berwajah Melayu, dia benci perempuan-perempuan cantik, dia benci keluarga manusia yang berbahagia. Namun yang paling parah, dia sangat benci aku.
Semenjak kepergian sang Ayah, Langgir Janaka __ Gadis remaja yang sering merasa kesepian__ merasa tidak ada satu hal pun dalam hidupnya berjalan dengan baik. Hari-harinya dipenuhi rutukan bagi nasib buruk. Kalimat "Tuhan tidak adil" Seolah menjadi mantra dalam batinnya. Langgir iri dan ingin kisahnya lebih seperti para sahabatnya; Sekar Tanjung, seorang anak pungut yang dilimpahi kasih sayang …
Mamat—tak usah disebut modol-nya—sudah lama aku kenal. Hanya saja karena Peter CS takut, aku jadi jarang memanggilnya. Mau tak mau, jika mereka tak suka, aku pun tak suka. Sedangkan Ujang, aku tak begitu kenal karena dia baru muncul belakangan ini saja. Seringnya kuanggap dia caper. Kupikir kalian juga tak akan tertarik pada dua sosok ini, nyatanya aku salah. Aku baru sadar bahwa ada y…