Yang menceritakan tentang Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan. Dalam saga terakhir melawan Si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat, yang bersama-sama melewati berbagai rintangan. Memahami ba…
Yang menceritakan tentang Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan. Dalam saga terakhir melawan Si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat, yang bersama-sama melewati berbagai rintangan. Memahami ba…
dialihhaksarakan dan di cetak oleh Yayasan Mitra Netra
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai. Tekad kami sebesar badai. Tidak pernah kenal kata menyerah.
“Nama kau Nurmas, itu nama yang indah sekali. Nur itu cahaya, mas atau emas itu logam mulia yang berharga. Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan menyatu, berkilauan."
Buku ini tentang Burlian, si anak keras kepala yang memiliki masa kecil sangat spesial. Kelak dia akan mengelilingi dunia, menyaksikan betapa luasnya dunia dibanding kampung halamannya.
''Begitulah rumus kehidupan. Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya. Midah pasti pernah bilang itu kepadamu''(Hlm. 86) Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul …
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi. Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian. Tapi di Negeri di Ujung Tanduk se…
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya, semua membosankan baginya.9
dialihhaksarakan dan di cetak oleh Yayasan Mitra Netra